Bertempat di Restoran Kampung Soka Purwomartani Kalasan, Pusat
Rehabilitasi Yakkum sebagai fasilitator pada kegiatan Focus Group Discussion ini, bersama Balai Rehabilitasi
Sosial Bina Karya dan Laras unit Bina Laras dan Forum Pengurangan Resiko Bencana Daerah
Istimewa Yogyakarta (Forum PRB DIY) melaksanakan Rapat Finalisasi Draf Panduan
Pencegahan Penyakit Menular di Balai Rehabilitasi Sosial Disabilitas Mental. Dalam rapat tersebut dihadiri dari
unsur Lembaga dan Masyarakat yaitu Bappeda DIY, Perwakilan
Dinas Sosial DIY, Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial
Anak, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Perwakilan Kalurahan Puromartani,
Pekerja Sosial Masyarakat, dan Perwakilan PPKS Disabilitas Mental Bina Laras. Acara
ini merupakan tahapan terakhir dari beberapa rangkaian FGD yang telah
dilaksanakan sebelunya. Adapun tahapan yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu
pengakajian data dokumen pendukung, penggalian gap data hasil pengkajian, dan
penyampaian draft nol panduan. Harapan dari hasil finalisasi penyusunan buku panduan
“Pencegahan Dan
Penanganan Penyakit Menular Pada Balai Rehabilitasi Penyandang Disabilitas
Mental” dapat segera diselesaikan. Penyusunan buku ini
merupakan salah satu upaya pendokumentasian praktik-praktik pencegahan dan
penanganan penyakit menular pada situasi pandemi covid-19 di Balai Rehabilitasi
Bina Laras. Penyusunan dilakukan atas kerjasama antara Balai Rehabilitasi
Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL), Pusat Rehabilitasi Yakkum (PRY) dan
Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, dilakukan Konsultasi Publik hasil akhir Draf
Panduan dengan melibatkan berbagai pihak, agar dapat mensinergikan peran lintas
sektor, sehingga tersusun Panduan Pencegahan Penyakit Menular di Balai
Rehabilitasi Sosial, yang dapat menjadi acuan, dan mampu menjadi pionir dalam
hal upaya pencegahan penyakit menular yang terintegrasi. Kegiatan diawali
dengan pengantar dari Forum PRB DIY yang menyampaikan pentingnya upaya mitigasi dalam
menghadapi bencana seperti pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat
ini. Sehingga upaya semacam ini, menjadi sangat penting dan bermanfaat untuk
PPKS maupun Petugas yang berada di Balai Rehabilitasi. Mengingat pelaksanaan
pencegahan penyakit menular bagi PPKS yang tinggal secara komunal di Balai
Rehabilitasi Sosial akan berbeda dengan pelaksanaan pencegahan
penyakit menular di masyarakat pada umunya, sehingga diperlukan adanya
penyesuaian.
Selama Proses diskusi, Bapak M. Taufik dari Bappeda DIY
menyoroti tentang rasio SDM dengan jumlah PPKS, dan memberikan usulan kepada
Balai Bina Laras untuk dapat menghitung berapa unit cost dari setiap
PPKS, sehingga didapatkan standar minimal anggaran per PPKS. Unit Cost ini
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi dengan Bappeda DIY sebagai pihak yang
menentukan pagu anggaran bagi pelaksanaan program di Balai RSBKL. Bapak Taufik
juga menyampaikan pentingnya Buku Panduan ini, sebagai instrumen pada kegiatan
monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Bappeda DIY nantinya.

Bapak Agung Purnomo selaku perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman, menyampaikan dukungannya dan masukan, agar buku ini tidak hanya terfokus pada
penanganan pandemi Covid-19 saja, namun juga beberapa penyakit menular lainnya,
diantaranya TB dan HIV pada kelompok disabilitas mental. Setelah melalui tahapan review dari peserta
diskusi, maka selanjutnya akan dilakukan perbaikan final sebelum akhirnya
disahkan. harapannya penyusunan buku ini
sebagai salah satu bentuk respon kepedulian terhadap kerja kemanusiaan
khususnya pencegahan dan penanganan penyakit menular pada situasi pandemi
covid-19 khususnya bagi para warga binaan di BRSBKL Unit Bina Laras. Dengan harapan
bisa memberikan rujukan atau panduan untuk mencegah terjadinya penyakit menular
dan atau penanganan melalui keterampilan dan pembelajaran kepada balai-balai di
Indonesia.