Pages

Thursday, March 25, 2021

PELAKSANAAN KEGIATAN PELAYANAN SOSIAL BAGI EKS DISABILITAS MENTAL SEKSI PELINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL BINA LARAS BALAI REHABILITASI SOSIAL BINA KARYA DAN LARAS DINAS SOSIAL DIY

 


     Permasalahan sosial khususnya penyandang disabilitas mental menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Masyarakat. Untuk terciptanya kualitas kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai normatif dalam masyarakat pada penyandang disabilitas mental perlu diupayakan secara berkelanjutan dan terpadu. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah dengan adanya kegiatan rehabilitasi sosial  bagi orang eks-psikotik di dalam balai. Maka perlu diadakan Bimbingan Mental Sosial, Psikolog dan Bimbingan  Ketrampilan serta pelayanan lainnya di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras Yogyakarta, dengan harapan supaya PPKS) dapat memiliki kemandirian dan ketrampilan sehingga dapat berfungsi sosial serta dapat diterima di masyarakat.



Adapun jenis kegiatan bimbingan mental berupa:

1.       Bimbingan Agama Islam

2.       Bimbingan Agama Kristen

3.       Senam

4.       Seni Musik

5.       Etika dan Kesehatan Lingkungan

6.       Bimbingan Kesehatan Jiwa

7.       Terapi Okupasi

8.       Bimbingan Terapi Religius

9.       Bimbingan Psikolog


                Serta jenis kegiatan bimbingan keterampilan berupa:

1.       Pertukangan Batu

2.       Pertanian

3.       Kerajinan Pembuatan Sapu

4.       Kerajinan Olahan Pangan

5.       Pijat Dasar

6.       Kerajinan Batik Jumputan


                Maksud diadakannya rehabilitasi ini selain untuk mengisi waktu luang WBS adalah melatih kemandirian penyandang disabilitas mental sehingga  mampu melaksanakan peran dan fungsi sosialnya secara wajar, memberikan perlindungan, pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas mental, serta mampu mengelola kejiwaannya sehingga tidak sering kambuh. Dengan terlaksananya kegiatan Pelayanan Sosial bagi Penyandang disabilitas mental besar harapan WBS mampu dan memiliki kemandirian setelah kembali ke keluarga dan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya.


Pelaksanaan kegiatan bimbingan mental sosial diikuti oleh warga binaan sosial penyandang disabilitas mental yang masih dapat beraktivitas, berkomunikasi dan bersosialisasi. Tidak semua warga binaan dapat mengikutinya karena masih ada WBS yang masih belum bisa berkomunikasi serta bersosialisas. Dalam memberikan bimbingan dan kesehatan warga binaan kami bekerjasama dengan Instansi terkait dan Praktisi antara lain Rumah Sakit Ghrasia, RS RSA UGM, RS Sarjito, Panti Hafara, Puskesmas Kalasan, Bapel Jamkesos dan Pengusaha serta Praktisi.


Bagi Warga Binaan Sosial di Balai Rehabilitasi Sosial Laras selama mengikuti kegiatan bimbingan juga mendapatkan hak seperti memperoleh makanan, obat-obatan, peralatan dan bahan kebersihan, serta pakaian.

Kegiatan Keterampilan PPKS Bina Laras antara lain bisa dilihat pada gambar dibawah ini:








Family Gathering PPKS Bina Laras Balai RSBKL Dinas Sosial DIY

Sabtu, 20 Maret 2021 Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (Bina Laras) Dinas Sosial Daerah Isimewa Yogyakarta mengadakan Family Gathering. Kegiatan yang diadakan bertujuan membentuk dan menciptakan kebersamaan diantara keluaraga warga binaan sosial dengan Bina Laras. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Balai BRSBKL, Kepala Seksi PRS Bina Laras, Koordinator Pekerja Sosial, Perawat, Pramu Sosial di lingkungan Bina Laras serta tamu undangan dari perwakilan keluarga Warna Binaan Sosial Bina Laras. Turut serta juga Aparatur Desa Bumirejo, Lendah, Kulon Progo dan dari LK3 Sembada Sleman.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Quran dari PPKS atas nama Alex Kurniawan dan Heri Kurniawan. Kegiatan dilanjutkan sambutan selamat datang dari kepala BRSBKL sekaligus membuka kegiatan. Pesan dari Kepala Balai untuk merawat warga binaan dengan Hati. Lanjutan kegiatan adalah pemaparan materi kegiatan di Bina Laras oleh Kepala Seksi PRS Bina Laras. Fasilitas untuk PPKS meliputi sandang, pangan, dan papan. Kegiatan yang dilakukan PPKS selama didalam balai, seperti ketrampilan, terapi function, Bimbingan mental, bimbingan Psikolog. dalam meningkatakn kebersihan diri PPKS bina laras juga menggiatkan jadwal kebersihan diri meliputi : gosok gigi bersama, potong kuku bersama dan potong rambut bersama. Kegiatan Family Gathering juga mengundang LK3 Sembada Sleman dan Aparatur Desa Bumirejo, Lendah Kulon Progo sebagai testimoni wali dari warga binaan sosial yang sudah keluar dari Bina Laras. Mereka sangat mengapresiasi kegiatan dan bimbingan yang dilaksanakan di Bina Laras.
Sebelum penutupan acara dilakukan sesi berbagi pengalaman antara keluarga warga binaan dengan Pekerja Sosial Bina Laras. Beberapa Keluarga masih menyatakan kegelisahan dan ketakutan apabila PPKS akan dipulangkan kerumah. Pekerja Sosial memberikan motivasi dan masukan agar keluarga bisa menerima dan mendampingi PPKS saat sudah dipulangkan.

Tuesday, March 23, 2021

INOVASI BED REST WARGA BINAAN KURANGI MENINGGAL DUNIA (BERBIKU MEDUN) UPAYA PERMUDAH PEMULIHAN DISFUNGSI SOSIAL

 INOVASI BED REST WARGA BINAAN KURANGI MENINGGAL DUNIA (BERBIKU MEDUN)  




Yogyakarta,- Balai RSBKL sesuai tugas dan fungsinya telah memberikan pelayanan dan Rehabilitasi sosial  sebagai upaya untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar, memulihkan kembali integritas diri, percaya diri, disiplin, kesadaran dan tanggungjawab terhadap masa depan dirinya.

Selain itu Balai RSBKL memberikan pelayanan kepada PPKS Gelandangan dan Pengemis, juga  PPKS eks psikotik atau yang lebih sering disebut dengan ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa). Sebagian besar ODGJ yang menjadi PPKS Balai RSBKL adalah Orang dengan Skizofrenia (ODS), meskipun terdapat juga beberapa kondisi ganguan jiwa lainnya. Sebagian besar PPKS eks psikotik Balai RSBKL adalah ODS. Meskipun begitu, banyak juga PPKS dengan retardasi mental, gangguan mental organik, epilepsi, dan gangguan skizoafektif. Ada pula beberapa PPKS yang mengalami dua kondisi gangguan jiwa sekaligus. Yang perlu menjadi perhatian, sampai dengan akhir tahun 2020 dari jumlah warga binaan sosial bina laras yang mencapai 250 orang, terdapat 4% PPKS non-psikotik. PPKS ini adalah PPKS eks Panti Karya yang kemudian setelah digabung dengan Balai RSBKL ditempatkan di Unit Laras karena membutuhkan bantuan dalam aktivitas hidup sehari-harinya. dan  sebagian PPKS dalam kondisi bed rest yang perlu mendapatkan penanganan khusus dimana pada tahun 2017-2019 PPKS eks psikotik meninggal dunia diatas 20 orang per tahun. Dengan latar belakang hal tersebut  maka munculah Inovasi Bed Rest Warga Binaan Kurangi Meninggal Dunia (BERBIKU MEDUN)  ini yang merupakan gagasan langsung dari hasil evaluasi pekerja sosial BRSBKL dan Kepala Balai agar pelayanan kepada PPKS tersebut bisa efektif.

Inovasi bed rest  ini merupakan pengembangan dari model layanan rehabilitasi sosial yang pada awalnya hanya dilaksanakan satu tahun. Artinya, para eks psikotik secara tidak langsung dipaksa untuk resosialisasi atau kembali ke masyarakat atau keluarga padahal mereka belum mampu untuk mandiri dan berfungsi sosial. Program bed rest di Balai  RSBKL khususnya di Bina Laras memisahkan PPKS yang sudah mampu melaksanakan ADL (Activity Daily Living) dan masih perlu penanganan medis. PPKS dengan kategoti berat atau kambuh ditempatkan pada ruang tersendiri dengan mengurangi aktivitas fisik berat dan memperbanyak istirahat.



Inovasi ini mempunyai program  memisah sesuai kategori PPKS dan dibuatkan ruang bedrest untuk penanganan khusus untuk mengurangi kecenderungan PPKS meninggal dunia serta. sebagai upaya untuk mempercepat pemulihan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi social.

Tujuan Inovasi ini adalah memberikan pelayanan dan penanganan terhadap para PPKS eks psikotik dalam kondisi kategoti berat yang  belum mampu melaksanakan ADL (Activity Daily Living) dan masih perlu penanganan medis secara khusus. Tujuan Inovasi ini selaras dengan kategori Pemberdayaan Masyarakat dan  diharapkan Warga Binaan dalam kondisi bed rest dipisahkan dari  Warga Binaan yang lain dengan ditempatkan  di ruang khusus  agar para petugas pramu sosial,  perawat, dan petugas kebersihan dapat  lebih fokus dalam pelayanan kepada PPKS tersebut, sehingga prosentase setiap tahun PPKS yang meninggal dunia dapat berkurang dengan kualitas pelayanan, penanganan dan pengembalian kesehatan diri dan jiwa warga binaan sosial yang cepat serta terfokus dapat terwujud.

Arti penting dari inovasi ini adalah membantu pemerintah dalam hal penanganan eks psikotik, yang selama ini tidak tertangani secara baik dan keluarga tidak mau menerima. Dengan inovasi  ini diharapkan Warga Binaan setelah selesai masa rehabilitasi dapat menjadi bagian dari masyarakat sekitar dapat diterima pihak keluarga dengan bersama sama melakukan pemantauan serta tidak menelantarkan.

Inovasi ini juga berperan penting dalam mengatasi kelemahan pelayanan public dalam  hal rehabilitasi sosial terhadap eks psikotik apabila inovasi berjalan dengan efektif dapat mengurangi kecenderungan meninggal dunia pada eks psikotik.

Sumber daya yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu berupa keuangan, sarana dan prasarana yang bersumber dari APBD yang digunakan untuk menunjang kegiatan ini. Selain itu, sumber daya manusia yang digunakan dalam pelaksanaan inovasi ini berupa petugas pekerja sosial, petugas medis, dan pramu sosial yang membantu dalam mendampingi PPKS. Untuk mengoptimalisasi kegiatan inovasi tersebut maka diperlukannya mobilisasi dari sumber daya internal dan eksternal di antaranya yaitu dengan melakukan rapat rutin dan Case Conference (CC), serta turun langsung dalam pengembangan inovasi ini khususnya dalam program-program yang telah dibuat. Sumber daya yang digunakan dalam inovasi ini baik internal maupun eksternal hingga saat ini masih tersedia dan mampu untuk menjalankan inovasi ini.

1.    Kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu :

a.    Memberikan kebutuhan pakaian, makan, dan peralatan kebersihan yang dilaksanakan rutin sesuai jadwal;

b.    Memberikan obat dan vitamin serta perawatan luka yang dilaksanakan rutin setiap hari oleh petugas medis;

c.     Melaksanakan berjemur setiap hari dengan pendampingan oleh petugas medis dan pramu sosial;

d.    Melaksanakan potong kuku dan sikat gigi bersama sesuai jadwal dengan pendampingan oleh petugas medis dan pramu sosial;

e.    Memberikan Teraphi Musik (Art Therapy) yang diperdengarkan setiap hari melalui speaker paralel di semua ruang asrama untuk membantu proses penyembuhan, meningkatkan kemampuan fisik, psikologis, kognitif, dan emosional;

f.      Melaksanakan perawatan kebersihan ruang dan lingkungan asrama setiap 2 jam sekali oleh petugas kebersihan khusus untuk ruang Bed rest dan penyemprotan desinfektan, penyemprotan kutu dan kuman,  yang dilaksankan rutin seminggu sekali sesuai jadwal ;

2.    Inovasi dari Program Bed Rest untuk PPKS bina laras merupakan salah satu program yang diberikan kepada PPKS yang memiliki kategori berat dan tidak mampu melaksanakan ADL. PPKS yang masuk ruang bed rest akan tetap mendapatkan layanan balai dengan pemantauan khusus seperti dipantau media cctv, jika dilihat dari segi sosial PPKS yang masuk dalam bed rest maka mendapatkan pelayanan optimal, ditinjau dari segi kesehatan, PPKS yang sudah pada program bed rest tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberlanjutan dari inovasi ini tetap terus dilaksanakan dengan evaluasi-evaluasi yang diberikan oleh balai sehingga inovasi ini dapat berjalan dengan efektif dan optimal hal tersebut dapat dibuktikan dari PPKS pada tahun 2020 mengalami penurunan dalam hal kecenderungan meninggal dunia.

Inovasi ini dapat diterapkan dan di adaptasi oleh instansi  lain sangatlah mungkin, terutama untuk instansi di lingkungan Dinas Sosial di daerah lainnya yang mengurusi permasalahan yang sama. Proses yang sama bisa diterapkan di daerah lain bahkan bisa dikembangkan lebih lanjut, sehingga program tersebut menjadi lebih optimal, seperti kolaborasi dengan dinas terkait lainnya

Inovasi ini telah dievaluasi, dampak dari evaluasi inovasi ini antara lain:

a.    Target/ kelompok sasaran

Pada kelompok sasaran evaluasi ini berdampak pada efektifitas pengguna layanan balai yaitu PPKS Eks Psikotik dapat dipantau secara optimal. PPKS juga memiliki perubahan karena penanganan langsung dekat dengan ruangan petugas kesehatan, selain itu PPKS juga terpisah dengan PPKS Eks Psikotik lain yang memiliki kategori ringan.

b.    Kelompok masyarakat di luar kelompok sasaran

Bagi kelompok masyarakat diluar kelomppok sasaran memiliki dampak yaitu masyarakat dan keluarga dapat merasakan manfaat dari program inovasi ini dimana keluarga dapat merasakan penanganan optimal terhadap keluarganya yang menjadi PPKS Eks Psikotik di Balai RSBKL unit Bina Laras.

c.     Aspek tata pemerintahan

Bagi aspek tata pemerintahan tentu dengan adanya evaluasi ini dapat memberikan efektifitas, akuntabilitas, dan profitabilitas dari kegiatan evaluasi inovasi ini, dimana dari segi efektifitas anggaran dapat lebih efisien dan kolaborasi antara satuan unit dapat dipererat dan dapat menjadi langkah yang baik untuk pengembangan inovasi.

d.    Indikator yang digunakan dalam evaluasi

Indikator dalam evaluasi ini antara lain ketidakmampuan PPKS dalam menjalankan ADLnyaPetugas dalam penanganan kesehatan PPKS di Ruang Bed rest, Lokasi atau Sarana Pendukung dan Kebutuhan sarpras

e.    Gambaran hasil evaluasi

Gambaran dari evaluasi ini yaitu penurunan jumlah kecenderungan PPKS Bina Laras yang meninggal dunia karena tertangani dengan optimal melalui program ini. Memilahkan PPKS sesuai kategori dan memisahkan sesuai jenis kelamin.

Keberhasilan penurunan tingkat kematian dari tahun ke tahun yaitu Tahun 2018 jumlah PPKS yang meninggal sejumlah 33 orang, Tahun 2019 berjumlah 15 orang dan tahun 2020 berjumlah 6 orang.



 

Banyak pembelajaran terutama dalam merubah penanganan PPKS Eks Psikotik untuk mengurangi kecenderungan meninggal dunia. Sehingga perlu perhatian khusus terhadap PPKS yang masuk kategori bed rest, walau balai RSBKL bukan instansi kesehatan, namun berupaya menggabungkan pelayanan rehabilitasi sosial dan medis. Oleh karena itu perlu diberikan selalu motivasi, ketrampilan dan melakukan evaluasi secara berkesinambungan baik terhadap petugas dan pegawai yang bekerja di Balai RSBKL unit Bina Laras agar mampu memberikan pelayanan optimal bagi PPKS Eks Piskotik dengan kategori berat ini.





Sunday, March 14, 2021

Bersih Lingkungan Akhir Pekan di Bina Laras BRSBKL Dinas Sosial DIY


 

Bertempat di Bina Laras Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL) Dinas Sosial DIY Purwomartani Kalasan Sleman, diadakan bersih-bersih lingkungan dalam rangka menjaga lingkungan Balai agar selalu dalam keadaan bersih teratur dan rapi serta mencegah penularan penyakit di Balai RSBKL khususnya di Bina Laras.

Tujuan diadakannya kegiatan Bersih Lingkungan Akhir Pekan adalah untuk menjaga agar lingkungan Balai selalu dalam keadaan bersih teratur rapi untuk mencegah terjadinya penularan penyakit sehingga seluruh penghuni Balai selalu dalam keadaan sehat terutama disaat pandemi Covid-19, dilaksanakan rutin setiap hari Sabtu.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pegawai, karyawan, dan Warga Binaan Sosial Bina Laras. Kegiatan Bersih Lingkungan Akhir Pekan dilaksanakan rutin setiap hari Sabtu setelah senam bersama. Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh pegawai, Karyawan dan Warga Binaan Sosial.

Kegiatan yang dilakukan diantaranya Penyemprotan Desinfektan di seluruh ruangan kantor, wisma dan halaman lingkungan balai, Penyemprotan kutu di seluruh ruangan asrama serta Penjemuran peralatan tidur klien.

 

BRSBKL dan TKSK Siap Dalam Penanganan ODGJ dan Gepeng di DIY



Dalam rangka meningkatkan Pelayanan dan  memperluas jejaring kerja Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras Dinas Sosial DIY  melalui TKSK se DIY, karena TKSK merupakan ujung tombak Pelayanan Kesejahteraan Sosial di Kecamatan. Pada hari Rabu, 10 Maret 2021 telah dilakukan rapat koordinasi dengan TKSK se DIY. Hadir dalam rapat koordinasi :
1.Ka. Balai BRSBKL
2.Ka. Tata Usaha
3.Kasi PRS Bina Karya
4.Kasi PRS Bina Laras
5.Koordinator Pekerja Sosial dan Pekerja Sosial di Lingkungan Bina Karya dan Laras
6.TKSK se DIY

Sesuai dengan peraturan Pemerintah, kegiatan dilaksanakan dengan protokol kesehatan dan menjaga agar tidak berkerumun, rapat dibagi menjadi dua sesi, pukul 09.00 s/d 11.00 WIB dan pukul 13.00 s/d 14.30 WIB.


Dalam rapat banyak masukan dan informasi yang bermanfaat dari TKSK yang sangat berguna untuk pengembangan Pelayanan kepada ODGJ, Gepeng dan Pemulung serta Eks Psikotik di BRSBKL Dinas Sosial DIY terutama pengembangan jaringan untuk kegiatan usaha pada Warga Binaan Sosial di dalam Panti.

Hasil rapat koordinasi selengkapnya adalah :

BRSBKL dan TKSK se Kota Yogyakarta akan terus meningkatkan koordinasi lebih baik dalam Penanganan ODGJ, Gepeng dan Pemulung serta Eks Psikotik se DIY.

BRSBKL akan selalu menjalin kerja sama dengan TKSK dalam penjaringan calon Kelayan di lingkup Kecamatan masing-masing serta pemulangan klien ke keluarga / masyarakat yang masa rehabsos telah selesai.

TKSK se DIY siap membantu BRSBKL dalam memberikan pelayanan kepada Warga Binaan Sosial dan meningkatkan pelayanan kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kecamatan.

Dalam penutupan rapat koordinasi Ka Balai BRSBKL berpesan kepada TKSK agar tetap bersemangat dalam Pengabdian kepada Penyandang Masalah Kesejaheraan Sosial khususnya ODGJ, Gepeng dan Pemulung serta Eks Psikotik se DIY dan selalu menjaga kesehatan di masa Pandemi saat ini.

Thursday, March 11, 2021

Komunitas Jumat Berkah Berbagi Dengan Warga Binaan Sosial Bina Laras Balai RSBKL DINAS SOSIAL DIY

 


Jumat, 5 Maret 2021 Komunitas Jumat Berkah kembali mendatangi Balai Bina Laras yang berlokasi di Purwomartani untuk ke tiga kalinya. Kedatangan Komunitas Jumat Berkah yang diwakili oleh Bapak Adi dan Ibu Tya seperti biasa adalah bersedekah dengan berbagi makanan kepada Warga Binaan Sosial  (WBS) Bina Laras untuk menambah nutrisi bagi WBS.  Kegiatan berbagi makanan ini dilakukan setelah jadwal rutin senam pagi dan berjemur selesai dilakukan oleh WBS. Setelahnya WBS diarahkan untuk antri dengan rapi dua barisan laki-laki dan perempuan terpisah. 


Bapak Adi dalam sambutannya menyampaikan amanah dari teman-teman yang memberikan donasi berkah nasi jumat untuk WBS Bina Laras serta berharap semoga hal ini menjadi berkah bersama dan diharapkan kegiatan akan terus berlanjut tidak hanya dalam wujud pemberian makan tetapi dalam bentuk donasi yang lainnya. Bapak Hinukoro dalam sambutannya mewakili keluarga Bina Laras mengucapkan terimakasih kepada Komunitas Jumat Berkah serta menjelaskan profil Bina Laras secara singkat.




Friday, March 5, 2021

Panen Sawi WBS Bina Laras Balai RSBKL Dinas Sosial DIY




Rabu, 3 Maret 2021, Warga Binaan Sosial Bina Laras melaksanakan panen sawi, diawasi langsung oleh Ibu Kepala Seksi PRS Bina Laras Balai RSBKL.



Panen sawi ini merupakan Kegiatan Keterampilan Pertanian, harapannya para Warga Binaan Sosial mampu menerapkan ilmu pertanian melalui polybag.

Rapat Koordinasi dan Pembinaan Pegawai Balai RSBKL Dinas Sosial DIY

Melalui Rapat Koordinasi dan Pembinaan Pegawai Balai RSBKL Dinas Sosial DIY bertekad Membangun Komitmen Pelayanan Melayani Mrantasi dalam Memberdayakan PPKS menuju hidup sehat mandiri bermanfaat.

Disusun Oleh : Nanang Rekto Wulanjaya




            Balai RSBKL Dinas Sosial DIY dalam menyelenggarakan pelayanan pertolongan pekerjaan sosial senantiasa berusaha melaksanakan tugas pelayanan pekerjaan sosial dalam semangat  membangun komitmen pelayanan melayani mrantasi dalam memberdayakan PPKS menuju hidup sehat mandiri bermanfaat dalam mewujudkan peran sosial menuju tujuannya sebagai esensi dari makna Rehabilitasi Sosial. Selaras dengan pemikiran tersebut, Balai RSBKL Dinas Sosial DIY melaksanakan Rapat Koordinasi dan Pembinaan Pegawai yang bertujuan untuk membangun komitmen seluruh unsur pelaksana kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial di Balai RSBKL Dinas Sosial DIY memberikan pelayanan terhadap PPKS secara sepenuh hati melayani mrantasi. Rapat Koordinasi dan Pembinaan Pegawai tersebut dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 2 Maret 2021 bertempat di Ruang Aula Bina Laras Purwomartani Kalasan, Sleman.

Rapat yang dipimpin oleh Kepala Balai RSBKL Dinas Sosial DIY, Hinokoro Aji S.H dengan di dampingi oleh Kepala Subbag  Tata Usaha Balai RSBKL Novita Ira Widari S.Sos, Dra Setiawati Sujono selaku Kepala  Seksi PRS Bina Karya dan Suryatmiati S.H selaku Kepala Seksi PRS Bina Laras serta dihadiri oleh Pekerja Sosial Bina Karya dan Pekerja Sosial Bina Laras, seluruh ASN dan CPNS di lingkungan Balai RSBKL Dinas Sosial DIY sejumlah 36 orang.

            Dalam Rapat Koordinasi dan Pembinaan Pegawai BRSBKL Dinas Sosial DIY yang berlangsung secara dinamis membahas beberapa isu-isu sentral dalam membangun komitmen seluruh pelaksana pelayanan Rehabilitasi Sosial sesuai dengan visi dan misi Rehabilitasi Sosial di dalam memberdayakan PPKS menuju hidup sehat mandiri dan bermanfaat.  Dalam rapat pembinaan tersebut dibahas mengenai isu-isu pengembangan inovasi pelayanan, pengembangan sikap kedisiplinan dan kepatuhan melaksanakan budaya kerja, strategi pengembangan model layanan inovatif kreatif dan paripurna. Dalam kesempatan rapat pembinaan tersebut, Hinukoro Aji S.H selaku Kepala Balai RSBKL Dinas Sosial DIY memperkenalkan Suryatmiati S.H selaku Kepala PRS Bina Laras BRSBKL Dinas Sosial DIY.

Selanjutnya, Hinukoro Aji S.H dalam rangka pembinaan Pegawai menekankan kebersamaan bahu membahu mewujudkan membangun kualitas pelayanan dengan empati sebagai implementasi budaya kerja SATRIYA. Mengimplementasikan slogan melayani mrantasi dalam kaidah penerapan pengetahuan, sikap dan Teknik pekerjaan sosial menuju kualitas dan profesionalitas di dalam melaksanakan ketugasan dalam ranah pertolongan pekerjaan sosial.

Hinukoro melanjautkan, sehubungan dengan adanya instruksi Gubernur  nomor 5/INSTR/2021 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis MikronDi Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2109 (Covid-19), maka penerapan protokol Kesehatan menjadi acuan yang harus ditaati dalam melaksanakan proses Rehabilitasi Sosial dengan menerapkan menjaga jarak sosial, mengurangi kerumanan, memakai masker dan mencuci tangan dalam proses pelayanan di ranah praktis saat memberikan layanan kepada PPKS maupun saat berinteraksi di antara pegawai di lingkungan BRSBKL Dinas Sosial DIY. Penerapan menyertakan surat hasil test antigen bagi klien rujukan serta prosedur mengutamakan keselamatan menjadi pertimbangan yang diutamakan.

Selanjutnya, di dalam rapat tersebut juga disampaikan pengembangan inovasi kreatif intervensi psikososial berupa gagasan mengadakan program psikososial berupa Radio Central yang memicu penyembuhan psikososial melalui musik-musik terapi yang akan diperdengarkan pada saat saat tertentu kepada seluruh PPKS. Radio Central yang memperdengarkan musik terapi itu ditujukan untuk mempengaruhi gelombang otak PPKS agar PPKS mendapatkan kemungkinan di dalam  mengurangi stres dan rasa cemas,meningkatkan konsentrasi,membuat lebih percaya diri,mempertajam daya ingat,membantu meditasi,meredakan nyeri serta memacu kreativitas.

            Menyadari bahwa jargon atau slogan pelayanan merupakan hal yang dapat menstimulasi semangat Pegawai di dalam melakasankan tugas pelayanan. Hinukori Aji juga meminta pandangan setiap pegawai untuk mengusulkan slogan pelayanan. Pekerja Sosial menekankan dalam usulan pengembangan model radio central agar memperdalam kajian mengenai musik terapi sebagai bagian dari pendekatan psikososial hendaknya memperhatikan pilihan musik terapi yang dapat mereduksi sikap negasi PPKS ke arah membangun gelombang otak dan sikap positif PPKS di dalam mensikapi persoalan hidupnya serta dapat memacu keaktifan PPKS di dalam mengikuti setiap bimbingan yang diberikan kepada mereka.

Sehingga untuk itu diperlukan kajian di dalam menerapkan music terapi di dalam memilih pilihan musik terapi sesuai dengan masalah psikologis yang dihadapi oleh PPKS. Mengenai jargon, dapat dilihat dari dua sisi, yakni sisi pegawai dan sisi PPKS dimana jargon itu merepresentasikan tujuan akhir dari pelayanan rehabilitasi sosial yakni membawa PPKS kepada kepulihan dengan indikator hidup sehat, mandiri dan bermanfaat sebagai tanda kembalinya keberfungsian PPKS. Sementara dipandang dari sisi PPKS, jargon itu merupakan tema besar yang akan dapat dicapai oleh setiap PPKS, usulan terlebih dahulu jargon pelayanan dari sisi pegawai kepada PPKS melalui grup whatsapp Balai RSBKL Dinas Sosial DIY dan selanjutnya akan dimusyawarahkan kembali dengan melihat keselarasan jargon tersebut dengan budaya kerja Satriya dan bersifat menurunkan atau sebagai derivate dari jargon Dinas Sosial DIY, melayani dan mrantasi.

            Rapat tersebut menghasilkan kesepakatan, bahwa seluruh unsur pegawai di Balai RSBKL Dinas Sosial DIY berkomitmen melaksanakan Pelayanan Melayani Mrantasi dalam Memberdayakan PPKS menuju hidup sehat mandiri bermanfaat bersendikan budaya kerja SATRIYA. Melayani setulus hati memberdayakan PPK menuju hidup sehat mandiri dan bermanfaat. Melaksanakan pengembangan model inovasi kreatif radio central dengan memperdengarkan music-musik terapi serta melaksanakan aktivitas kegiatan bagi pegawai dan PPKS dalam kegiatan psikososial kelompok berupa kegiatan bersama semisal memancing bersama dimana akan tumbuh perasaan nyaman, aman, merasakan dicintai, dimanusiakan bagi PPKS dimana hal tersebut merupakan provisi sosial yang bersifat menyembuhkan.(NRW)