Pages

Sunday, October 27, 2019

Bimbingan Agama Untuk Gelandangan, Pengemis dan Eks Psikotik di BRSBKL







Dalam rangka peningkatan kualitas Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa /Allah SWT. Para Warga Binaan Sosial (WBS)  di BRSBKL Dinsos DIY disamping diberikan bimbingan ketrampilan dan bimbingan sosial kemasyarakatan masih diberikan bimbingan agama sesuai dengan Agama dan Kepercayaannya.




Sedangkan jadwal dan metode bimbingan agama yang di laksanakan di BRSBKL sebagai berikut :
1. Warga Binaan Sosial Gelandangan dan Pengemis  baik yang beragama Islam maupun Kristiani dilakukan setiap hari Senin pukul 10.30 sd 12.00 WIB. Dengan metode ceramah dan tanya jawab serta praktek ibadah di Mushola.
Bagi WBS yang beragama Islam setiap Rabu siang pukul 10. 45 sd 11. 45 WIB diberikan tambahan Belajar Baca Quran dengan metode Iqro yang di Bimbing oleh para Penyuluh Agama  dari KUA Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta.
       

2. Warga Binaan Sosial Eks Psikotik dilakukan Bimbingan Agama Islam maupun Kristiani setiap hari Rabu pukul 10.30 sd 12. 00 WIB. Dengan metode ceramah dan tanya jawab serta praktek ibadah di Mushola maupun Gereja.
Bagi WBS yang muslim Eks Psikotik masih ada tambahan pelajaran setiap hari ( 24 kali setiap bulan) di Mushola Bina Laras dengan materi Belajar Iqro, praktek berwudhu, hafalan doa dan surat surat pendek serta tata cara Sholat.
               
Maksud dan Tujuan  Bimbingan Agama di BRSBKL adalah:
1. Menambah ilmu pengetahuan  Agama WBS masing-masing, dengan pengetahuan Agama diharapkan dapat di amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengingatkan kembali tentang ajaran Agama yang di anut WBS. Dengan mengingat ajaran Agamanya para WBS diharapkan dapat menjalankan perintah dan menjauhi larangan yang telah di atur dalam Agamanya.
3. Setelah para WBS mempunyai pengetahuan dan diingatkan tentang  ajaran agamanya oleh para pembimbing  di ajak untuk mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari , apabila dapat melaksanakan secara terus menerus maka akan menjadi Karakter yang baik bagi para Warga Binaan Sosial baik para Gepeng / Pemulung maupun eks Psikotik di BRSBKL.

Budidaya Caisim (Sawi Hijau) sebagai Usaha Pemberdayaan Gepeng di BRSBKL







                  

Untuk memberikan bekal kemandirian dalam penyelenggaraan Pelayanan Rehabsos bagi Para Warga Binaan Sosial (WBS) khususnya bagi Gelandangan Pengemis dan Pemulung di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL) Dinsos DIY. Para Gepeng dan Pemulung di beri Berbagai pelatihan ketrampilan setiap hari sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kegiatan bimbingan yang di lakukan di BRSBKL ini merupakan usaha Represif, Preventif dan Rehabilitatif hal ini sesuai dengan Perda Nomor 1 tahun 2014 tentang Penanganan Gepeng. Berdasarkan peraturan daerah tersebut penanggulangan Gelandangan Pengemis dan Pemulung dibagi tiga (3) bentuk yaitu:

  1. Usaha Preventif.
    Usaha ini meliputi; penyuluhan, bimbingan, latihan, pemberian bantuan, pengawasan, dan
    pembinaan lanjutan.
  2. Usaha Represif
    Usaha ini dilakukan untuk menghilangkan pergelandangan dan pengemisan serta mencegah
    perluasannya di masyarakat. Usaha ini meliputi; razia, penampungan sementara untuk diseleksi dan pelimpahan.
  3. Usaha Rehabilitatif
    Usaha ini bertujuan agar gelandangan dan pengemis memiliki kembali kemampuan untuk hidup secara layak sesuai harkat dan martabat manusia. Usaha ini meliputi; penyantunan, pemberian latihan dan pendidikan, pemulihan kemampuan dan penyaluran kembali ke masyarakat,
    pengawasan, dan pembinaan lanjutan.
                            

Salah satu Bimbingan Ketrampilan yang dilaksanakan di BRSBKL bagi warga binaan eks Gepeng dan Pemulung yaitu Pertanian, berbagai jenis tanaman telah di ajarkan kepada WBS. Pada tahun ini jenis tanaman yg di ajarkan antara lain adalah bertanam :Terong, Lombok, Kacang Panjang , Kacang Tanah, Kangkung, Tomat, dan Jahe serta Jagung Manis.
Pada awal September 2019 ini memasuki musim kemarau jenis tanaman yang di tanam adalah Sawi Hijau ( Caisim). Diajarkanya bertanam Sawi Hijau karena:
  1. Mudah perawatannya.
  2. Umurnya pendek lebih kurang 3 ( tiga ) Minggu atau 25 ( dua puluh lima ) hari siap di panen.
  3. Meskipun di tanam di tanah tandus tetap bisa tumbuh.
  4. Kondisi Tanah di BRSBKl berpasir ( kurang subur) dg pemupukan yg baik Sawi Hijau tetap menghasilkan.
  5. Sawi Hijau ( Caisim) banyak di butuhkan di masyarakat.

Adapun langkah langkah WBS dalam melakukan penanaman Sawi Hijau ini adalah sama dengaan tanaman pertanian pada umumnya yaitu:
  1. Menyiapkan Lahan Bedengan.
  2. Penaburan benih.
  3. Penyiraman.
  4. Pemupukan.
  5. Tumbuh subur.
  6. Panen.
  7. Penjualan Hasil.
Kegiatan dalam melakukan langkah langkah penanaman tersebut dari menyiapkan lahan sampai penjualan hasil merupakan pelajaran yang sangat baik untuk memotivasi dan memberdayakan WBS di BRSBKL karena langkah langkah yg di laksanakan terkandung makna sebagai berikut:
  • Segala sesuatu hasil yang di dapat harus melalui proses.
  • Proses pembibitan sampai dengan membuahkan hasil merupakan latihan kesabaran bagi WBS.
  • Setelah Hasil laku di jual menumbuhkan semangat bertani bagi penanamannya dan WBS bertambah rajin dalam bekerja dan mengikuti kegiatan bimbingan yang lain karena mempunyai harapan untuk lebih berkembang.
    Kepala BRSBKL Hinukoro Aji berharap setelah WBS mengetahui hasil dari Bertanam Caisim ( Sawi Hijau) ini bisa memotivasi WBS yang lain untuk belajar mandiri, karena dalam kegiatan bimbingan pertanian ini melibatkan:
  • Pikiran ( mengembangkan ide dalam bertani)
  • Hati (semangat bekerja dan menghasilkan)
  • Fisik (kegiatan becocok tanam dengan semua rangkaiannya)
    Untuk mendukung dalam memberdayakan para Gepeng dan Pemulung melalui kegiatan menanam Caisim ( Sawi Hijau ) tersebut Para Pekerja sosial di Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras dalam melakukan pendampingan setiap kegiatan selalu menyesuaikan dengan Sistem dasar pekerjaan sosial yaitu sebagai Sistem Pelaksana Perubahan dan Sistem Sasaran adalah pihak-pihak yang dapat dijadikan sasaran perubahan, atau dijadikan media yang dapat mempengaruhi proses pencapaian tujuan pertolongan, yaitu dengan pemberian keterampilan pertanian.
    Terciptanya Sinergi Antara Menejemen dan Pekerja Sosial dan WBS di BRSBKL dalam melaksanakan setiap Kegiatan Bimbingan diharapkan akan segera mewujudkan Pemberdayaan terhadap para Gepeng dan Pemulung.
    Adapun proses Penjualan Hasil dari Kegiatan Pertanian di BRSBKL.
  • Di tawarkan ke Warung sekitar Balai oleh WBS sendiri.
  • Di jual ke Pedagang Mie Ayam seputar Balai.
  • Di jual ke Pedagang Bakso yang biasa lewat di seputar BRSBKl.
  • Ditawarkan ke Pegawai / Petugas/instruktur di lingkungan Balai.
  • Sesuai dengan pesanan WBS akan melakukan pengemasan sesuai dengan yang di butuhkan
  • Hasil penjualan di kelola dan di manfaatkan sendiri oleh WBS dalam bimbingan Para Pekerja Sosial di BRSBKL.
                    

Proses di atas mengandung maksud/ makna :
  1. Mendidik profesionalisme WBS
  2. Membangun Relasi WBS dengan Dunia Usaha dalam skala kecil.
  3. Integritas Pegawai/ petugas/ instruktur kepada WBS tetap terjaga.
  4. Memberikan penghargaan dan Motivasi kepada WBS yang melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh.

REHABILITASI GEPENG DAN EKS PSIKOTIK, SIAPA PEDULI ?




Yogyakarta, (23/10/2019). Mendukung pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2019, Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta mengemban tugas, untuk menangani permasalahan Gelandangan dan Pengemis, termasuk didalamnya adalah tentang Penyadang Masalah Kesejahteraan Sosial Eks Psikotik / laras. Keseriusan penanganan ini, dilakukan dengan upaya rehabilitasi kepada penyandang masalah tersebut di sebuah balai rehabilitasi yang disebut dengan Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras. Sedangkan untuk memberikan pelayanan pendahuluan / untuk memahamai dan mendalami permasalahan gelandangan dan pengemis, telah terbentuk sebuah tempat assesment yang disebut dengan Camp Assesment. Keberadaan BRSBKL, Camp Assesment dan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2014 ini belum sepenuhnya diketahui atau bahkan dipahami tentang peran dan fungsinya.
Kemeriahan frekuensi 97,2 FM sementara terhenti kurang lebih 60 menit. Beralih ke suasana serius yang menyenangkan. Dua orang narasumber dari Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras sebuah UPT Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta, hadir menyampaikan informasi tentang penanganan dan rehabilitasi sosial Gelandangan dan Pengemis, serta eks penyandang psikotik. Hinukoro Aji Kepala BRSBKL dan Nur Yuwono, Kasi Rehabilitasi BRSBKL terlihat bersemangat menyampaikan informasi di ruang siar radio MBS 97,2 FM.
Tema siaran yang dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Oktober 2019 jam 11.00 s.d. 12.00 WIB tersebut adalah “Pelayanan / Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis serta laras / eks penderita psikotik di BRSBKL dan Camp Assesment Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendukung Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 tahun 2014”. Dipandu penyiar kenamaan Ayu Kamaratih, dialog menjadi cair. Berbagai informasi tentang persyaratan menjadi klien penerima pelayanan, lama pelayanan, fasilitas dan semua informasi mengenai BRSBKL tuntas disampaikan oleh kedua narasumber.
Perbincangan menjadi lebih menarik lagi, ketika ada pertanyaaan dari MBS mania dengan SMS atau Whatssap. Pertanyaan yang disampaikan salah satunya adalah “bagaimana cara untuk menjadi relawan di BRSBKL?” Pertanyaan ini dijawab oleh kedua narasumber bahwa silakan datang langsung ke BRSBKL untuk melihat-lihat dahulu kemudian dirumuskan bersama tentang ketugasan yang dapat dilakukan sebagai relawan di BRSBKL. Pertanyaan ini adalah bentuk atensi masyarakat terhadap penanganan permasalahan gelandangan dan pengemis.
Ketika muncul pertanyaan dari MBS mania tentang bagaimana caranya agar mendapatkan pelayanan di BRSBKL tetapi tidak mengantri? Nur Yuwono mengatakan bahwa target pelayanan dan kapasitas yang tersedia mengharuskan BRSBKL melakukan assesment untuk memperoleh klien yang sangat memerlukan pelayanan terlebih dahulu. “Kecuali dalam keadaan darurat, kami memberikan keistimewaan kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan di balai kami”, demikian kata Nur Yuwono. “Ini semua kami lakukan dalam rangka memberikan pelayanan yang mengacu pada standar pelayanan yang terbaik dalam rangka memberikan layanan istimewa bagi klien-klien kami”, demikian lanjutnya.
Secara garis besar dan sangat jelas Hinukoro Aji, Kepala BRSBKL menyampaikan profil BRSBKL. Dia juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh informasi selengkapnya dengan mengunjungi BRSBKL. “Bagi masyarakat yang ingin memperoleh informasi selengkapnya tentang balai kami, silakan datang ke BRSBKL, disana ada pekerja sosial yag siap memberikan informasi selengkap-lengkapnya”, demikian dikatakan.
Di menit-menit terakhir mbak Ayu, juga menyampaikan informasi tentang rencana peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tahun 2019. Rangkaian kegiatan peringatan sebagai berikut : Upacara peringatan HKSN 2019; Ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara Yogyakarta;    Bhakti sosial (Pengobatan masal dan pembagian sembako); Kenduri budaya dan wayangan; Lomba-lomba, sepeda gembira dan outbond; Kirab budaya; Bazar serta pameran. rangkaian kegiatan peringatan akan dilaksanakan pada bulan Desember 2019.
Sebelum berakhir dialog dan penyuluhan pagi itu, Hinu menyampaikan pesan kepada eks klien BRSBKL untuk tidak berhenti mengkonsumsi obat sesuai saran dari dokter dan perawat di BRSBKL untuk menjaga kestabilan emosi. Dalam kesempatan diluar ruang siar, Kepala Seksi Penyuluhan Sosial Dinas Sosial DIY menyampaikan informasi bahwa penyuluhan sosial dengan menggunakan media elektronik radio ini dilaksanakan dengan APBD Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Kegiatan Penyuluhan, Edukasi dan Promosi Kesejahteraan Sosial serta Pendataan PMKS dan PSKS. Padah tahun 2019 ini akan diilaksanakan sebanyak 10 kali. (wb).
Ditulis oleh : budhi wibowo, Kasi Penyuluhan Sosial Dinsos DIY.

Friday, October 18, 2019

Mengasah Ketrampilan dan Wawasan Melalui Praktek Belajar Kerja di Lapangan






Untuk menambah wawasan dan peningkatan ketrampilan bagi Para Warga Binaan Sosial (WBS) di BRSBKL Dinsos DIY. Khususnya para Gepeng dan Pemulung di Bina Karya mulai hari tgl 4 Oktober s/d 30 Oktober 2019 ( 24 hari kerja) sejumlah 12 ( Dua Belas) Orang Warga Binaan Sosial mengikuti Praktek Belajar Kerja.

Pada saat sambutan pelepasan di Aula BRSBKL  Kepala Balai RSBKL Hinukoro Aji berpesan bahwa para WBS harus bisa menjaga nama baik BRSBKL dan diri sendiri dengan mentaati tata tertib  dan berlaku jujur serta disiplin dalam melaksanakan Praktek Belajar Kerja ( PBK).


Para hari pertama tanggal 4 Oktober 2019 setelah mengikuti Pengarahan dari Kepala Balai RSBKL dengan di dampingi oleh Kasie Bina Karya dan Pekerja Sosial serta staf Tata Usaha para peserta  di serahkan ke tempat usaha yang dipakai sebagai lokasi PBK. Para pimpinan tempat PBK siap menerima dan memberikan Bimbingan kepada para WBS sesuai minat dan bakatnya.
Adapun maksud dan tujuan diadakannya Praktek Belajar Kerja antara lain adalah :
1. Meningkatkan Ketrampilan dan Pengetahuan bagi WBS sesuai ketrampilan yang diikuti.
2. Membuka wawasan kepada WBS tentang dunia kerja dan bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha.
3. Mempersiapkan Ketrampilan WBS sebelum kembali  ke masyarakat.
4. Meningkatkan Kemauan dan Kemampuan Para Gepeng dan Pemulung  sebagai sumber daya yang produktif tengah masyarakat.


Para WBS yang mengikuti Praktek Belajar Kerja ini harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam SOP Balai yaitu :
 1. Warga Binaan Sosial yang telah mengikuti Rehabsos di BRSBKl minimal 6 (enam ) bulan.
2. Mempunyai minat dan ketrampilan dasar yang bisa dikembangkan.
3. Aktif dalam mengikuti setiap kegiatan bimbingan  yang di laksanakan di Balai.
4. Bersedia mentaati peraturan yang berlaku di tempat PBK.
Indikator tercapainya tujuan PBK adalah:
1. Para WBS mampu menguasai ketrampilan dan mempunyai kemampuan untuk melaksanakan ilmu yang diperoleh selama PBK.
2. Kepercayaan Diri  para WBS bertambah.
3. Meningkatnya dukungan masyarakat terhadap para WBS khususnya dunia usaha dan industri
4. Menurunnya Permasalahan Sosial para Gelandangan dan Pengemis serta Pemulung.

Wednesday, October 16, 2019

BIMBINGAN LANJUT WBS DI BRSBKL

BIMBINGAN LANJUT WBS DI BRSBKL


Setelah para Warga Binaan Sosial di BRSBKL Dinsos DIY  khususnya Gepeng dan Pemulung menerima Pelayanan Rehapsos selama 1 (satu) tahun,  maka program selanjutnya sebelum kembali ke  masyarakat dan telah memenuhi persyaratan akan menerima Bimbingan Lanjut atau sering disebut juga Program Re Integrasi layanan selama 6 (enam) bulan.

Ka.Balai dengan salah satu WBS yang mengikuti Program Bimbingan Lanjut
Bimbingan Lanjut atau Re Integrasi ini diberikan kepada WBS yang telah mampu dan siap untuk kembali ke masyarakat. Adapun persyaratan dan kriteria WBS yang mendapat Bimbingan Lanjut ini antara lain adalah :
1. Gepeng dan Pemulung yang telah mengikuti Bimbingan Rehabsos minimal 10 (sepuluh) bulan.

2. Mempunyai Usaha yang bisa dikembangkan.

3. Bersedia mengikuti Bimbingan Lanjut.

4. Berkelakuan Baik

5. Bersedia mengikuti aturan di BRSBKL.

6. Selama mengikuti Bimbingan Lanjut WBS sudah tidak mendapatkan hak kebutuhan dasarnya seperti permakanan, pakaian, seragam, alat kebersihan pribadi (sabun cuci/mandi, sikat gigi, pasta gigi) dsb. WBS hanya mendapatkan fasilitas Asrama sedangkan untuk kebutuhan dasar WBS sudah berlatih Mandiri dari hasil usahanya.

salah satu WBS peserta Program Bimbingan Lanjut dengan usaha berjualan Mie Ayam
Pada Tri Wulan Akhir tahun 2019 ini ada 3 (tiga) WBS yang akan dan telah mengikuti Program Bimbingan Lanjut ini dengan Jenis Usaha yang dilakukan adalah: 
1. Berjualan Mie Ayam Keliling.

2. Berjualan Mie Jawa.

3. Usaha Becak Motor (Bentor).

Bagi Gepeng dan Pemulung penerima program Bimbingan Lanjut masih diberi materi Bimbingan tambahan yaitu :
 1. Kewira Usahaan.

 2. Pendidikan Agama

 3. Bimbingan Psikososial.

Materi ini diberikan agar WBS lebih siap lagi untuk kembali kemasyarakat. Penerima program Bimbingan Lanjut meski ditempatkan diasrama yang terpisah dengan Gepeng dan Pemulung penerima program Rehabsos tetapi dalam kesehariannya tetap bergaul dengan WBS yang lainnya. 

pembekalan materi terhadap warga yang mengikuti Program Bimbingan Lanjut
Hambatan yang masih terjadi dalam Program Bimbingan Lanjut antara lain:

1. WBS masih sering bimbang dalam menentukan jenis usaha yang akan dilaksanakan.

2. Faktor pendidikan individu mempengaruhi proses belajar mengajar dalam Bimbingan  Lanjut.

3. Pandangan Hidup para WBS yang beragam juga mempengaruhi proses Bimbingan Lanjut.

4. Sikap Mental dan  pola pikir para WBS yang kadang belum stabil.

Untuk mengatasi hambatan dan permasalahan di atas langkah yang di lakukan oleh BRSBKL antara lain adalah :
1. Dilakukan pembinaan secara individu agar WBS mantap dalam menentukan usaha yang akan dilakukan.

2. Para Pekerja Sosial melakukan konseling kepada WBS yang dipandang memerlukan.

3. Materi Bimbingan dari para praktisi baik Bimbingan Kewirausahaan dan Psikososial serta Bimbingan Agama, materi yang diberikan cukup sederhana tetapi praktis, tujuannya untuk  membantu memecahkan persoalan yang dihadapi para WBS sehari-hari.

4. Mengintensifkan Bimbingan Spiritual bagi WBS yang masih bimbang dalam melangkah guna kemandiriannya.

salah satu WBS peserta Program Bimbingan Lanjut dengan usaha berjualan Nasi Goreng


Langkah langkah yang telah dilakukan oleh BRSBKL tersebut bertujuan agar para WBS penerima Program Bimbingan Lanjut segera kembali ke masyarakat dengan meningkatkan harkat dan martabatnya serta kualitas hidupnya.

Sunday, October 6, 2019

PRAKTEK BELAJAR KERJA BAGI WARGA BINAAN SOSIAL DI BRSBKL

PRAKTEK BELAJAR KERJA BAGI WARGA BINAAN SOSIAL DI BRSBKL


     Untuk menambah wawasan dan peningkatan ketrampilan bagi Para Warga Binaan Sosial di BRSBKL Dinsos DIY khususnya para Gepeng dan Pemulung di Bina Karya mulai hari Jumat tanggal 4 Oktober  s/d Rabu 30 Oktober 2019 (24 hari kerja) sejumlah 12 (Dua Belas) Orang Warga Binaan Sosial mengikuti Praktek Belajar Kerja.

     Pada saat sambutan pelepasan di Aula BRSBKL, Kepala Balai Bp. Hinukoro Aji berpesan bahwa para WBS harus bisa menjaga nama baik BRSBKL dan diri sendiri dengan mentaati tata tertib  dan berlaku jujur serta disiplin dalam melaksanakan Praktek Belajar Kerja (PBK).

pengarahan oleh Kepala Balai BRSBKL

     Para hari pertama tanggal 4 Oktober 2019 setelah mengikuti Pengarahan dari Kepala Balai RSBKL dengan didampingi oleh Ka sie Bina Karya dan Pekerja Sosial serta staff Tata Usaha, para peserta  diserahkan ketempat usaha yang dipakai sebagai lokasi PBK. Para pimpinan tempat PBK siap menerima dan memberikan Bimbingan kepada para WBS sesuai minat dan bakatnya masing-masing.

Adapun tempat dan ketrampilan yang diikuti oleh para WBS adalah:

1. Peserta Ketrampilan Menjahit berjumlah 2 (Dua) orang bertempat di King and Queen Collection jalan Kabupaten Sleman Yogyakarta.
2. Peserta Ketrampilan Las 5 (Lima) orang bertempat di Wahono Las jalan Godean Kabupaten Sleman.
3. Peserta Ketrampilan Kayu bertempat di UD. Margo Jati Jalan Godean Sleman Kabupaten Sleman.

penyerahan ke tempat BPK ketrampilan Las Wahono

Adapun maksud dan tujuan diadakannya Praktek Belajar Kerja antara lain adalah :

1. Meningkatkan Ketrampilan dan Pengetahuan bagi WBS sesuai ketrampilan yang diikuti.
2. Membuka wawasan kepada WBS tentang dunia kerja dan bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha.
3. Mempersiapkan Ketrampilan WBS sebelum kembali  ke Masyarakat.
4. Meningkatkan kemauan dan kemampuan para Gepeng dan Pemulung sebagai sumber daya yang produktif ditengah masyarakat.

penyerahan ke tempat BPK ketrampilan kayu UD. Margo Jati

Para WBS yang mengikuti Praktek Belajar Kerja ini harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam SOP Balai yaitu :
 1. Warga Binaan Sosial yang telah mengikuti Rehabsos di BRSBKl minimal 6 (enam) bulan.
 2. Mempunyai minat dan ketrampilan dasar yang bisa dikembangkan.
 3. Aktif dalam mengikuti setiap kegiatan bimbingan  yang dilaksanakan di Balai.
 4. Bersedia mentaati peraturan yang berlaku di tempat PBK.

penyerahan ke tempat BPK penjahit King and Queen Collection

Indikator tercapainya tujuan PBK adalah:
1. Para WBS mampu menguasai ketrampilan dan mempunyai kemampuan untuk melaksanakan ilmu yang diperoleh selama PBK.
2. Kepercayaan Diri  para WBS bertambah.
3. Meningkatnya dukungan masyarakat terhadap para WBS khususnya dunia usaha dan industri
4. Menurunnya Permasalahan Sosial para Gelandangan dan Pengemis serta Pemulung.

Wednesday, October 2, 2019

Penyebaran Informasi Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras di Kota Yogyakarta

Penyebaran Informasi Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras 
di Kota Yogyakarta


Dalam rangka menggugah  kepedulian dan tanggung jawab sosial serta penyebaran informasi tentang usaha kesejahteraan sosial di Kota Yogyakarta, Dinas Sosial Kota Yogyakarta  bersama Balai Rehabilitasi Sosial Bina Karya dan Laras (BRSBKL) Dinas Sosial DIY mengadakan penyuluhan sosial di 4 (Empat) lokasi, dari 25 (Dua Puluh Lima) Kelurahan yang menjadi sasaran pada tahun 2019 ini.

Adapun waktu dan tempat penyuluhan adalah :

1. Kamis 19 September 2019. Kel. Tegalrejo Kec. Tegalrejo (Pukul 19.00 sd 21. 30 WIB).


2. Selasa 24 September 2019. Kel. Terban Kec. Gondokusuman (Pukul 19.00 sd 21.30 WIB).


3. Rabu 25 September 2019 Kel. Prawirodirjan Kec. Mergangsan (Pukul 15. 30 sd 17. 30 WIB).


4. Rabu 25 September 2019 Kel. Tegalpanggung  Kec. Danurejan (Pukul 19.00 sd 21.30 WIB).


Tempat Pelaksanaan di Balai Kelurahan masing-masing.

Nara Sumber Kegiatan ini adalah :
1. Dinas Sosial Kota Yogyakarta.
2. BRSBKL Dinas Sosial DIY.
3. Kepala Kelurahan pada masing-masing Kelurahan.

Peserta yg mengikuti kegiatan ini adalah :

1. Tenaga Kerja Sosial Kecamatan.
2. Staf Kelurahan.
3. Ketua Kelompok Pranata Sosial.
4. Pengurus Wahana Kessos Berbasis Masyarakat.
5. Pengurus  PKK.
6. Pengurus Karang Taruna.
7. Ketua RW dan RT.
8. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.

Dalam Penyuluhan Sosial yang difasilitasi oleh Dinas Sosial Kota Yogyakarta ini, materi yg di berikan oleh BRSBKL adalah :
1. Persyaratan dan Ketentuan bagi calon Warga Binaan Sosial yang akan masuk ke Balai.
2. Jenis dan Pelayanan Rehabsos yg dilakukan.
3. Fungsi dan tujuan pelayanan di Balai, serta jangka waktu pelayanan.

Sedangkan narasumber dari Dinas Sosial Kota Yogyakarta memberikan materi tentang Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat dan Identifikasi PMKS dan PSKS.

Narasumber dari Kelurahan menyampaikan Materi tentang Pengembangan Jaringan Sosial.

Adapun Metode Penyuluhan adalah presentasi dan tanya jawab dengan diselingi Ice Breaking. 

Sambutan peserta cukup baik dan komunikatif, meskipun pelaksanaan dilakukan sore dan malam hari. Sebelum acara diakhiri selalu dilakukan sesi tanya jawab agar memperjelas informasi yang di sampaikan oleh para narasumber. Diharapkan setelah mengikuti penyuluhan ini para peserta semakin peduli terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.